Minggu, 13 Maret 2011

Sarinah

Tergelitik membaca postingan kader-kader banteng muda di Bekasi lewat situs jejaring sosial, tentang Sarinah.Statusnya berbunyi kira-kira begini,
"...ada yang tau dimana kuburan Sarinah?". Komentarnya beragam, mulai dari yg asbun sampai ada yang malah mencari buku karangan Bung Karno yang berjudul Sarinah".
Adapula yang bilang kalau ku
burannya ada didalam diri kita...sedikit tersenyum aku membacanya.
Namun singkat kata ada 2 hal yang menjadi perhatian saya. Pertama, saya sangat sedih dan prihatin kader-kader ini Tidak mengerti dan mengenal sejarah tentang Sarinah,
sehingga komentarnya asbun. Kedua, Tidak atau belum pernah membacanya.Selanjutnya saya menjelaskan siapa itu Sarinah dan SARINAH yang menjadi azas perjuangan para perembuan.

Karena terbatasnya ruang, mungkin penjelasan saya sedikit kurang.
Buku tentang SARINAH ini berasal dari "kursus wanita" yang
diadakan oleh Soekarno dua pekan sekali di Yogyakarta. Bagi Soekarno, kursus tersebut terbilang penting karena masalah wanita penting buat kemajuan bangsa.
"Soal wanita adalah soal masyarakat," begitu katanya. Lebih djauh Soekarno berkata:
"Sebab kita tidak dapat menyusun Negara dan tidak dapat menyusun masyarakat, jika (antara lain-lain soal) kita tidak mengerti soal-wanita.
"Atas permintaan banyak orang, masalah-masalah yang dikursuskan itu kemudian disusun menjadi buku.
Soekarno kemudian memberi nama buku ini dengan nama Sarinah. Sarinah merupakan nama pengasuh Soekarno ketika  dirinya masih kanak-kanak. “Ia membantu Ibu saya, dan dari dia saya menerima banjak rasa cinta dan rasa kasih. Dan dari dia saja mendapat banjak peladjaran mentjintai “orang ketjil”. Dia sendiripun “orang ketjil”. Tetapi budinja selalu besar!” demikian tulis Soekarno dalam kata pengantar buku ini.