Kamis, 09 Mei 2013

agen kimia

Sebagaimana Bung Karno pernah mengatakan, "berikan kami 10  pemuda progresif maka akan kami ubah dunia"...dan dalam sebuah kesempatan pula Bung Karno mengatakan "...orang yang tahu tanda-tanda perubahan zaman adalah yang mewarisi api daripada perjuangan Bangsa Indonesia.."
Oleh karenanya kami sebagai generasi muda pengagum Sukarno, Bapak Marhaenisme, Presiden I Republik Indonesia merasa wajib mengenal tanda-tanda jaman sebagaimana dimaksud. Tanda-tanda jaman tersebut kami terjemahkan dalam sebuah gerakan membangun bisnis penjualan online, mengingat 10 tahun kedepan teknologi digital dan teknologi informasi akan menguasai pasar terutama saat sistem pasar bebas dibuka.
Penduduk Indonesia yang besar merupakan potensi strategis sebagai konsumen, dengan pasar bebas tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi bangsa-bangsa lain, dan kami tidak ingin menjadi kuli diantara bangsa-bangsa.
Sebuah bentuk jawaban, maka kami bangun bisnis  http://bit.ly/13YhGwH sebagai pangejawantahan prinsip berdikari.


Minggu, 22 Januari 2012

Kisah Negeri Para Serigala

Padang Rumput nan Hijau terhampar.
Bagai Permadani Indah dan Asri,
Berpuluh-puluh anak domba bercanda riang,
Sementara domba-domba dewasa mengawasi dari kejauhan,
Begitu damai suasana padang rumput itu,
Tiada cemas, tiada takut,
Karena tiada pemangsa yang mengoyak kedamaiannya,
Para domba hidup aman, tentram, adem, ayem, tentrem....

Namun itu hanyalah kisah lama,
Sekarang kehidupan sang domba penuh tangis dan derita...
Segerombolan serigala telah menjadikan padang rumput menjadi negerinya.
Sang domba tiada bisa mencari makan,
Darah,keringat dan airmata menjadi bagian hidupnya
Sementara segerombolan gerombolan serigala penguasa asyik berpesta pora
Membuat tipu daya agar bisa menyantap sang domba

Serigala semakin merajalela,
Hanya hukum rimba yang berlaku disana

Minggu, 13 Maret 2011

Sarinah

Tergelitik membaca postingan kader-kader banteng muda di Bekasi lewat situs jejaring sosial, tentang Sarinah.Statusnya berbunyi kira-kira begini,
"...ada yang tau dimana kuburan Sarinah?". Komentarnya beragam, mulai dari yg asbun sampai ada yang malah mencari buku karangan Bung Karno yang berjudul Sarinah".
Adapula yang bilang kalau ku
burannya ada didalam diri kita...sedikit tersenyum aku membacanya.
Namun singkat kata ada 2 hal yang menjadi perhatian saya. Pertama, saya sangat sedih dan prihatin kader-kader ini Tidak mengerti dan mengenal sejarah tentang Sarinah,
sehingga komentarnya asbun. Kedua, Tidak atau belum pernah membacanya.Selanjutnya saya menjelaskan siapa itu Sarinah dan SARINAH yang menjadi azas perjuangan para perembuan.

Karena terbatasnya ruang, mungkin penjelasan saya sedikit kurang.
Buku tentang SARINAH ini berasal dari "kursus wanita" yang
diadakan oleh Soekarno dua pekan sekali di Yogyakarta. Bagi Soekarno, kursus tersebut terbilang penting karena masalah wanita penting buat kemajuan bangsa.
"Soal wanita adalah soal masyarakat," begitu katanya. Lebih djauh Soekarno berkata:
"Sebab kita tidak dapat menyusun Negara dan tidak dapat menyusun masyarakat, jika (antara lain-lain soal) kita tidak mengerti soal-wanita.
"Atas permintaan banyak orang, masalah-masalah yang dikursuskan itu kemudian disusun menjadi buku.
Soekarno kemudian memberi nama buku ini dengan nama Sarinah. Sarinah merupakan nama pengasuh Soekarno ketika  dirinya masih kanak-kanak. “Ia membantu Ibu saya, dan dari dia saya menerima banjak rasa cinta dan rasa kasih. Dan dari dia saja mendapat banjak peladjaran mentjintai “orang ketjil”. Dia sendiripun “orang ketjil”. Tetapi budinja selalu besar!” demikian tulis Soekarno dalam kata pengantar buku ini.